Pertama-tama aku mengucapkan syukur pada Tuhan Yesus yang telah mengubah kehidupanku ini. Dan dengan penuh sukacita,
aku ingin membagikan kesaksian hidupku pada saudara-saudari sekalian. Bagaimana tangan Tuhan telah membuat aku mengambil satu
keputusan penting di dalam langkah kehidupanku selanjutnya, memberikan segenap hidupku untuk melayani Tuhan dan tetap
setia kepada Tuhan yang telah memberikan nyawaNya untuk menebus dosaku. Seperti yang tertulis dalam Firman Tuhan : " namun
aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi
sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku".
Gal 2:20 Seperti kata pepatah : " tak kenal maka tak sayang ". Maka dari itu aku ingin mengenalkan diri dan latar
belakangku pada saudara-saudari terlebih dahulu. Aku biasa di panggil Tio oleh keluargaku dan teman-temanku di rumah. Aku
dilahirkan pada keluarga Kristen yang taat, aku sudah terima baptis pada waktu aku masih bayi dan setelah aku menyelesaikan
katekisasi yang diselenggarakan oleh gerejaku, aku menerima sidi ( pengakuan bahwa aku sudah dewasa dan wajib bertanggung
jawab dalam kehidupan ini kepada Tuhan dan masyarakat ). Di sini aku hidup hanya biasa-biasa saja. Tibalah saatnya
aku kelas 3 SMP, aku mengalami suatu gejolak yang namanya gejolak anak muda yang sedang mencari jati dirinya. Di situ aku
mulai meninggalkan Tuahn dan aku mulai jatuh dari satu dosa ke dalam dosa yang lainnya, sampai tidak aku sadari aku telah
jauh masuk dalam lembah dosa dan terikat oleh kuasanya. Aku diperbudak oleh berbagai macam keinginan dari dari diriku sendiri
(daging)yang harus cepat dipenuhi, aku juga di goda oleh keinginan mataku yang harus segera dipuaskan, sehingga aku semakin
terjerat dan dicengkeram oleh kuasanya, sehingga; yang mana aku pertama-tama aku mulai belajar merokok dan akhirnya terikat,
minum-minuman keras (mabuk), main perempuan, dan sampai aku kecanduan untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan daun ganja,
selain itu aku juga mulai berzinah dihadapan Tuhan dengan mulai menggantikan kuasa Tuhan dengan jimat-jimat dan menggantikan
kekuatan Tuhan dengan kekuatan sendiri; aku mulai sering datang ke dukun-dukun dan belajar ilmu perdukunan supaya aku disukai
banyak cewek, kebal senjata tajam, memiliki wibawa yang besar dan selamat dari segala macam bahaya, serta apa yang aku inginkan
dapat cepat tercapai. Sementara hal itu aku terus lakukan sampai aku masuk kuliah di Yogya, akan tetapi kepuasan, kedamaian,
dan keselamatan yang aku dapatkan dari semua itu, ternyata tidak dapat menjawab dan menyelesaikan masalahku dan masalah dalam
keluargaku. Aku gagal dalam sekolahku, ibuku sakit komplikasi yang parah dan tidak dapat disembuhkan sampai akhirnya ibuku
meninggal di rumah sakit, setelah ibuku meninggal, ayahku menikah lagi dengan orang yang ngga seiman dan ngga mengurusi aku
dan adik-adikku, sehingga aku semakin frustasi menghadapi masalah hidupku ini, sampai -sampai aku nggak bisa menangis lagi
dan semakin jahat saja dengan orang lain, karena aku merasakan bahwa hidup ini kejam, maka aku harus berjuang keras melawan
hidup ini dengan segenap kekuatanku sendiri. Seperti ada tertulis dalam Firman Tuhan " Orang berdosa dikejar ol malapetaka,
tetapi Ia membalas orang benar dengan kebahagiaan " Amsal 13:21. Sampai aku ada keinginan bekerja diluar negeri untuk melarikan
diri dari masalahku, dengan tujuan negara Taiwan, aku mendaftar pada agen penyalur tenaga kerja Indonesia ke luar negeri,
setelah menunggu 3 bulan lebih, ada tawaran ke Korea Selatan dan tanpa pikir-pikir panjang aku terima tawaran itu dan berangkatlah
aku ke Korea pada bulan Agustus 1997 yang lalu. Setelah tiba di Korea, aku bekerja di kapal nelayan di daerah Yonanbudu-Incheon
selama satu setengah bulan, kemudian aku lari dari pekerjaanku itu, karena aku berantem dengan orang Korea. Setelah lari dari
pekerjaan itu, aku bekerja di Namdong selama 2 setengah bulan, pada akhir Desember 1997, seluruh Asia dilanda krisis termasuk
Korea Selatan, dan pabrik di mana aku bekerja mengalami bangkrut, sehingga aku tidak menerima gaji, aku pada saat itu bingung
sekali. Bagaimana aku akan makan dan hidup ? bagaimana adik-adikku akan makan di Indonesia ? Ada apa lagi ini dengan hidupku,
aku kan kesini mau mencari perbaikan ekonomi di dalam keluargaku, tetapi apa yang malah aku dapatkan ? aku merasa putus asa
dan patah pengharapanku, rasa-rasanya mau kiamat saja. Sampai dimana aku tahu ada persekutuan orang Kristen di AIC
Pupyong dulu, sekarang AIC Incheon. Pertama aku tahu persekutuan ini, aku cuma numpang tidur saja, karena nganggur. Aku
tidak mengikuti ibadah yang diadakan setiap hari Minggu, lalu aku ditegor oleh Pimpinan disitu, sehingga aku jadi nggak enak
hati, akhirnya aku jadi rajin mengikuti ibadah di AIC Incheon setiap Minggu. Di AIC aku mengenal seorang pendeta yang sangat
perhatian dengan pertumbuhan iman pada orang yang dilayaninya, namanya Bapak Nainggolan, dia melayani kotbah pada hari Minggu
dan sisa waktunya dipakai untuk konseling sampai Senin siang. Di sana aku mendapat pelayanan khusus tentang suatu rahasia
untuk mendapatkan berkat-berkat Tuhan baik jasmani dan rohani, bagaiman acara menghadapi hidup ini dengan mengandalkan kuasa
Kasih Yesus dan bagaimana cara meraih kebahagiaan di dalam Tuhan ? dan dia juga sering mendukung aku didalam doa. Sampai
pada suatu saat Pendeta itu bilang begini sama aku : " Tio, kenapa sih kelakuanmu keliahatan aneh-aneh, katanya kamu orang
kristen tetapi kok malas beribadah dan bersekutu denga saudara seiman, mingkin kamu pernah pergi ke dukun dan meminta jimat-jimat,
ya? kamu harus lepas ilmu-ilmu yang kamu pelajari selama ini dan buang jimat-jimat yang diberikan oleh dukun itu, jangan berzinah
dihadapan Tuhan dan membuat cemburu Tuhan sehingga murka Tuhan turun ke kamu". Dalam hati aku kaget mendengar hal itu, padahal
pak pendeta itu tidak tahu sama sekali, kalau aku punya jimat dan belajar ilmu setan selama ini. Aku berusaha menutup-nutupinya,
tetapi Pak pendeta itu bicara lagi, katanya: " kamu harus bertobat Tio, buka hatimu dan akui semua dosamu, kalau kamu ingin
mengalami sukacita dan damai sejahtera yang dijanjikan oleh Yesus di dalam hidup kamu ? Yesus tahu yang kamu butuhkan saat
ini, Yesus tahu akan masalah yang kamu hadapi saat ini, Yesus sangat mengasihi kamu, Yesus sudah menanggung penderitaanmu,
bukalah hatimu Tio, terima Yesus di dalam hatimu saat ini, percayalah bahwa Dia akan buka jalan dalam segala masalahmu saat
ini, undang Dia dalam hidupmu". Lama kelamaan hatiku tidak tahan dan menjerit. Aku butuh kelepasan, aku butuh pertolonganMu
Yesus, aku butuh kasihMu, aku memerlukan Engkau Tuhan, akhirnya aku menerima Yesus dalam hidupku dan mengundangNya untuk masuk
dalam hatiku menjadi Raja dan berpesta di dalamnya, setelah aku bertobat dan mengakui segala kesalahanku, hatiku terasa ringan
dan lega sekali, sepertinya beban yang selama ini menghimpit hidup saya menjadi hilang. Aku merasakan sukacita dan damai di
dalam hatiku saat itu. Puji Tuhan. Akan tetapi perjalanan hidup iman dalam pertobatan itu ternyata tidak selalu mulus
dan datar saja, kadangkala imanku sepertinya lemah, kadang juga terasa imanku menjadi kuat. Dan itu memang sering kita alami
sebagai pengikut Yesus. Dan pencobaan-pencobaan yang diijinkan Tuhan dalam hidupku ini, saya rasakan sebagai ujian dari pada
imanku saja, supaya aku bisa belajar untuk lebih mendekat dan bergantung sepenuhnya padaNya. Sekitar tahun 1999
aku mendapat panggilan Tuhan untuk melayaniNya dengan sepenuh waktu dan hidupku di Indonesia, aku masih terus berkeras hati
untuk tetap bekerja dan mencari uang. Ampuni aku Tuhan yang ngga bisa memenuhi panggilanMu. Akan tetapi aku terus ikut melayani
Tuhan di AIC Incheon. Sampai pada tahun 2002 tanggal 11 Februari, saat aku mengikuti retreat dan KKR yang diadakan
oleh AIC dengan thema: "Semuanya adalah kasih karunia". dengan pembicara Pdt. Cho. Di sana aku mulai menyadari dan mengerti
bahwa keselamatan yang aku miliki sekarang ini adalah pemberian cuma-cuma dari Allah, bukan karena aku suci atau aku telah
banyak berbuat baik kepada Tuhan dan sesama, akan tetapi semata-mata hanya kasih karunia Allah saja. Pada saat hamba Tuhan
itu mengatakan : " bahwa keselamatan yang kamu terima sekarang dengan cuma-cuma itu harus tetap dipelihara dan dikerjakan
sampai Tuhan Yesus datang ke dua kalinya, dengan jalan memberitakannya pada ke sekelilingmu, keluargamu, dan bangsamu. Maka
dari itu pulanglah kamu ke Indonesia, kabarkan Injil keselamatanNya dengan kekuatan yang datang dari pada Tuhan, maka kamu
akan sanggup merubah keadaan keluargamu, lingkunganmu dan bangsamu dengan kuasa Allah, itulah tanggung jawab kamu dan kalau
buka kamu siapa lagi ? Ayo menangkan bangsamu dihadapan Tuhan". Mendengar itu hatiku yang keras seperti dihantam oleh batu
yang menghancurkan, hatiku luluh saat itu, hatiku diremukkan oleh Tuhan melalui FirmanNya, lalu aku menjerit dan berkata
dalam hati : " rakyat bangsaku masih banyak yang belum mengenal Tuhan Yesus, rakyat bangsaku masih banyak yang belum diselamatkan,
bangsaku perlu Engkau Tuhan, bangsaku perlu keselamatan yang datang dari pada Engkau Yesus". Aku berteriak dalam hatiku dan
aku jatuh tersungkur menangis pada Tuhan :" Ini aku Tuhan...!!! Pakai aku Tuhan...!!! Utuslah aku Tuhan...!!! untuk negeriku
Indonesia. Dan sekarang aku telah lahir baru dan menyerahkan seluruh hidupku bagi kemuliaan nama Tuhan, Dia telah melepaskan
aku dari segala ikatan dan perbudakan dosa dan hukum maut, aku sudah pindah ke dalam hidup dan dosa tidak berkuasa lagi atas
hidupku, aku adalah ahli waris Kerajaan Allah dan menerima penggenapan janji-janji Allah dalam kehidupanku yang sekarang dan
akan datang, itulah imanku di dalam darah Yesus. " Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya
orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita
bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia ". Roma 8:17 Dan biarlah kesaksian
ini memberikan berkat dan menguatkan iman saya dan saudara. Segala Puji hormat kemuliaan dan kuasa hanya bagi Allah kita di
dalam AnakNya, Yesus. Di dalam iman itulah yang menjadikan kita lebih dari pada pemenang. Amin.
|