Antioch International Comunity Incheon
ILUSTRASI
Home
Salam
Sekilas AIC
kesaksian
Silahkan hubungi kami
Jadwal Kegiatan AIC Incheon
Photo dan kegiatan kami
Jadwal Ibadah Mingguan
Links
Serba Serbi
Menara Doa
Dari Anda Untuk Kami
Jadwal Pelayanan

 BURUNG KOLIBRI BIRU
     Pada jaman dahulu hiduplah seorang pemuda di sebuah tempat yang jauh yang bernama Tandow. Pemuda tersebut adalah seorang anak periang dan tidak peduli terhadap sekelilingnya. Ia mempunyai sahabat kecil yang istimewa, yaitu seekor burung kolibri biru. Ia tidak mempunyai banyak sahabat karib, namun keduanya merupakan sahabat karib yang tak terpisahkan.
 
     Pemuda itu demikian sayangnya terhadap si kolibri biru sehingga ia
membuat  rumah-2an untuk burung tersebut. Si kolibri birupun menyayangi pemuda  sahabatnya tersebut dan selalu terbang mengikuti ke mana saja si pemuda pergi. Sejalan dengan berlalunya waktu, kasih sayang di antara mereka berdua juga semakin bertambah-tambah. Sampai suatu hari pemuda tersebut bertemu dengan seorang gadis yang cantik di sekolah. Gadis tersebut berambut pirang, bermata biru, dengan senyumnya yang mungil menawan. Saat itu acara pesta dansa terbesar sepanjang tahun di Tandow sedang akan berlangsung. Si pemuda
berpikir keras bagaimana caranya mengajak si gadis untuk menjadi
pasangannya di pesta dansa nanti. Sepanjang hari ia mengumpulkan segenap keberaniannya.
 
     Akhirnya, saat sekolah usai, ia menghampiri gadis itu dan mengajaknya ke pesta dansa. Gadis ini adalah seorang gadis yang sangat populer di sekolahnya. Ia merasa tidak enak bila harus terlihat bersama dengan seseorang yang sangat memperhatikannya. Namun, ia tidak mau menyakiti hati pemuda tersebut. Akhirnya si gadis menemukan cara agar ia tidak perlu menjawab dengan kata-2 'ya' atau 'tidak' terhadap ajakan si pemuda. Ia berkata kepada si pemuda bahwa ia bersedia diajak ke pesta dansa olehnya jika si pemuda membawakannya setangkai mawar merah.
 
     Hal ini menyakitkan hati si pemuda sebab ia tahu bahwa di Tandow tidak pernah ada mawar berwarna merah. Yang ada hanya mawar putih saja. Si pemuda menggerutu sepanjang jalan menuju rumahnya. Dia tak habis berpikir mengapa si gadis tidak meminta mawar putih saja. Ada ratusan bunga mawar putih yang terhampar di halaman depan rumahnya. Ia tidak menyadari sahabatnya si burung kolibri terbang mengikutinya sebab ia sedang menyesali nasibnya. Si kolibri demikian menyayanginya sehingga ia tahu bahwa sahabatnya itu sedang dirundung masalah. Burung tersebut terbang mendekat sementara si pemuda meneruskan gerutunya sepanjang jalan. Jelaslah sudah bagi si kolibri bahwa sahabatnya itu sedang mengalami masalah yang amat serius. Burung
itu tidak dapat beristirahat sepanjang malam. Ia memikirkan bagaimana cara menolong sahabatnya tersebut.
 
      Akhirnya, saat fajar menyingsing, si burung mendapatkan cara bagaimana ia dapat menolong si pemuda. Burung kolibri kecil itu terbang ke arah semak-2 mawar seraya mencari mawar putih paling besar yang batang berdurinya terletak tepat di atas bunganya. Setelah menemukannya, ia terbang menabrakkan dirinya yang kecil itu ke arah duri tersebut dengan segenap kekuatan sayapnya. Duri tersebut menusuk tubuhnya sedemikian rupa sehingga kesakitanlah ia. Tetesan darahnya yang bagaikan air mata berwarna merah itu mulai mengucur membasahi kelopak bunga mawar berwarna putih tersebut.
 
     Ketika si pemuda bersiap-2 pergi ke sekolah dilihatnya setangkai mawar berwarna merah ada di tengah-2 semak bunga mawar putih. Ia tidak dapat mempercayai matanya. Ia berlari ke arah mawar merah tersebut serta mencabut tangkainya. Dalam suka citanya ia tidak melihat seonggok tubuh kecil tak bernyawa yang tergeletak di tengah genangan darah di bawah semak-2.

     Dengan gembiranya ia membawa mawar merah itu ke sekolah. Sebelum ia sampai di sekolah, sekumpulan anak-2 muda yang sedang bermain sepak bola di lapangan memanggilnya untuk turut bermain bola dengan mereka.
 
     Jawaban pertama yang terlintas di benaknya adalah menolak ajakan tersebut karena ia memiliki pekerjaan yang lebih penting dari hanya sekedar bermain bola. Namun, anak-2 tersebut terus mendesaknya bermain sebab mereka sangat membutuhkan dirinya agar kedua kesebelasan menjadi genap jumlah pemainnya. Ia melihat ke arah mawar merah, kemudian berpaling ke arah anak-2 itu, lalu kembali menoleh ke arah mawar merah. Akhirnya ia berkata kepada dirinya
 sendiri, "Ah!!! Bukankah si gadis toh tidak terlalu suka pergi dengan
 aku?"
 
      Ia lalu membuang mawar merah tersebut dan berlari ke arah kerumunan anak-2 untuk turut bermain sepak bola.
 
      Anda mungkin sudah menemukan perumpamaan tersebut sbb.:
  1. Pemuda tersebut ialah gambaran diri kita
  2. Burung kolibri menggambarkan Yesus Kristus
  3. Gadis menggambarkan kehidupan kekal
  4. Mawar merah melambangkan pertobatan
  5. Sepak bola melambangkan hal-2 duniawi yang seringkali kita anggap
      sangat penting dalam kehidupan
 
 
Love in Christ
 
 

Yohanes 15:11 " Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh".