Bacaan: Wahyu 3:1-6 "...Aku tahu segala pekerjaanmu, engkau dikatakan hidup padahal engkau mati." (Wahyu
3:1b)
Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui
isi hati seseorang. Sebab apa yang terlihat dari luar, tidak dapat dijadikan jaminan apa yang ada di dalam hati.
Demikian pula dalam kehidupan kekristenan. Pada kenyataannya kita ketahui, banyak orang yang mengaku Kristen,
tetapi itu hanya tampak luarnya saja, Itulah sebabnya Tuhan berfirman, "Aku tahu segala pekerjaanmu;
engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati"
(Wahyu 3:1b). Tentu peringatan Tuhan ini bukan tidak beralasan, sebab bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang
dapat tersembunyi.
Secara jasmani dikatakan masih hidup, tetapi rohaninya sudah mati. Hal ini dapat kita lihat
bagaimana orang-orang yang berlaku munafik. Mereka mengerti akan kebenaran, tetapi apa yang
mereka lakukan jauh dari kebenaran itu sendiri. Tuhan Yesus dengan keras berkata kepada orang-orang Farisi dan ahli Taurat.
"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan
yang dilabur putih, yang sebelah luarnya dilabur, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis
kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi disebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan" (Matius 13:27-28). Daud pun dengan jelas menyatakakan, "Sebab perkataan mereka tidak ada yang
jujur, batin mereka penuh kebusukan, kerongkongan mereka seperti kubur ternganga, lidah mereka merayu-rayu"
(Mazmur 5:10).
Kita sebenarnya tahu dan mengerti
kebenaran firman Tuhan, tetapi dalam pelaksanaannya kita sering mengabaikan kebenaran itu. Kita
sering dengan sadar dan gampangnya membenarkan diri kita walaupun tahu apa yang akan kita
kerjakan bertentangan dengan firman Tuhan. Mengetahui kebenaran, tetapi mengabaikan-Nya itu adalah ciri orang
munafik. Sesungguhnya setiap firman Allah adalah untuk membentuk
kita menjadi segambar dan serupa dengan DIA. Oleh karenanya patut sekali kita memeriksa
diri kita sendiri apakah kita termasuk orang yang benar-benar hidup (bagi Tuhan), atau termasuk orang yang hidup
tetapi mati. Ingatlah Allah menanti pertobatanmu, karena Allah masih memberi kesempatan kita menjadi benar-benar
hidup.
|