Saudara-saudara, aku sendiri tidak
menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan
diri kepada apa yang di hadapanku,... Filipi 3:13
Kesedihan dan kesepian
adalah masalah yang banyak dialami manusia hari-hari ini. Beberapa orang mengalami banyak hal yang hilang dalam hidupnya.
Ketika kejadian yang mengakibatkan kehilangan ini terjadi, Iblis akan berusaha mengikat kita dengan kesedihan. Broken home,
kematian dan perceraian bisa menjadi hal yang menyebabkan seseorang harus melewati proses kesedihan. Ketika proses kesedihan
ini tidak dapat dilalui oleh seseorang maka hatinya akan semakin tenggelam dalam luka. Teman yang selama ini dekat dengan
kita, pergi meninggalkan kita. Bahkan tidak jarang ikut menjelekkan, makanya kita rasa sepi, hadapi masalah sendiri. Perasaan
dapat luka dan perlu disembuhkan. Jangan dianggap remeh, perasaan yang luka dapat mempengaruhi pikiran lalu kehendak kita.
Reaksi perasaan alamiah
kita yang terjadi saat peristiwa datang:
-
Terkejut dan penyangkalan Contohnya:Ah
masa...! Tapi saya yakin, dia tidak mungkin begitu! Dua hal ini adalah hal pertama yang akan dirasakan seseorang yang mengalami
sebuah peristiwa. Allah memakai kedua hal ini sebagai perlindungan dari kehancuran pada jiwa kita. Kedua hal ini ibarat sebuah
per pada roda mobil kita. Saat dengan tiba-tiba roda melindas lobang di jalan raya, kita yang menjadi penumpang mobil bisa
terpelanting. Tapi per di roda membuat kita dan body mobil tidak parah kejutnya. Demikian Allah merancang kejut dan penyangkalan
sebagai alat mencegah kehancuran akibat peristiwa yang tiba-tiba. Juga menolong kita untuk beradaptasi dengan suasana tiba-tiba
tersebut. Namun kegunaan kejut dan penyangkalan hanya dalam waktu yang tidak lama.
-
Marah terhadap diri
sendiri Setan mau kita tinggal dalam penyesalan. Setan datang menyalahkan tindakan kita yang kira-kira berhubungan
dengan peristiwa tiba-tiba itu sebagai penyebab. Akhirnya kita bisa marah terhadap diri sendiri, bahkan menyiksa diri. Sedih
dan kesepian, karena malu untuk diceritakan. Karena kalau diceritakan, takut orang lain tahu kesalahan kita juga, selain kita
senang kita bisa bela diri. Dalam keadaan begini biasanya seseorang mulai berpikir apa yang seharusnya dia lakukan atau apa
yang seharusnya tidak dia lakukan.
Bagaimana mengatasinya:
-
Mengarahkan diri
kepada apa yang dihadapanku Flp 3:13 Setan terus berusaha agar kita melihat apa yang telah terjadi, supaya kita terus
menyesal, sedih dan marah terhadap diri sendiri. Dengan demikian, kita dibawa tidak beranjak ke depan, sementara waktu terus
berjalan. Maju hadapi kenyataan. Mungkin kita juga punya kesalahan sehingga apa yang tidak diharapkan terjadi, tapi bukankah
Allah bersedia mengampuni kita dan bersedia memberi jalan keluar akibat kesalahan kita.
-
Jangan terlalu memaksa
untuk tahu mengapa IKor 13:12 Yak 1:12,13,17 Banyak hal mungkin kita tidak tahu kenapa terjadi. Dan seringkali Allah
tidak beritahu alasannya yang jelas, tapi Dia minta kita percaya bahwa di balik semua hal yang kita alami ada berkat yang
luar biasa bagi hidup kita selanjutnya. Kita akhirnya jadi orang yang lebih sabar, memahami orang lain dan kita dipakai menjadi
berkat bagi orang lain.
kembali
|